Sabtu, 10 Oktober 2015

YESUS TIDAK RELA DISALIB

Kali ini saya akan berikan beberapa data dari alkitab mengenai ketidak relaan Yesus untuk disalibkan, silahkan dibaca dan dikaji baik-baik.

• BUKTI PERTAMA : Pembelian Pedang Untuk Melakukan Perlawanan

Yesus sebelumnya telah mengetahui akan rencana Yahudi untuk menangkap dan membunuhnya, hal tersebut telah diucapkannya dengan menubuatkan Yudas yang akan menyerahkannya. Hal yang menjadi sorotan adalah bahwa Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian, dan persiapan akan senjata adalah hal yang diperlukan.

Lukas 22:35-36
22:35 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?"
22:36 Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.

Ini adalah persiapan untuk perang, murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah memiliki gambaran hal yang akan terjadi selanjutnya. Mereka tidak mau menyerah bergitu saja dijadikan bulan-bulanan oleh Yahudi tanpa adanya perlawanan yang berarti.

Lukas 22:38 Kata mereka: "Tuan, ini dua pedang." Jawab-Nya: "Sudah cukup."

Senjata telah siap, perlawanan akan dilakukan. Kristiani sering memberikan asumsi bahwa pedang yang dimaksud Yesus adalah pedang kiasan. Entah apa maksud dari pedang kiasan tersebut, namun jika yang dimaksud tersebut adalah pedang kiasan, lalu jubah apa yang dimaksud Yesus untuk dijual? Jubah kiasan? Apa pula maksud dari dua pedang yang telah murid-muridnya siapkan? Dan yang terpenting, pedang kiasan tentu tidak akan dapat memutuskan telinga seorang hamba Imam Besar.

Matius 26:51 Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya.

Dalam hal ini Yesus sama sekali tidak membicarakan tentang pedang kiasan, satu-satunya pedang yang dimaksud Yesus tersebut adalah pedang untuk melukai, untuk melakukan perlawanan, untuk membela diri.

Yesus mengetahui kesetiaan murid-muridnya yang menyertainya saat itu yang bersedia berkorban dan mati demi dirinya. Dengan senjata yang seadanya serta rasa percaya diri dan keyakinan terhadap gurunya, murid-murid Yesus yakin dapat memenangkan pertempuran dalam menghadapi kaum Yahudi.

Sebelum kristiani NGEYEL di point ini, silahkan kalian jawab pertanyaan berikut :

Mengapa Yesus menyuruh membeli pedang? Akan digunakan sebagai apa pedang tersebut? Untuk mengiris bawang kah?

• BUKTI KEDUA : Yesus Berdoa Memohon Untuk Diselamatkan

Matius 26:38-39
26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

Doa Yesus diatas adalah bentuk permohonan Yesus agar dibebaskan dari cawan kematian. Frasa 'cawan' dalam ayat tersebut bermakna kematian, dimana Yahudi ingin membuktikan bahwa Yesus adalah mesias palsu dengan cara menyalibnya, penyaliban itulah pencobaannya. Sehingga dengan kata lain maksudnya kematian dalam penyaliban. Jadi, Yesus berdoa agar terbebas dari kematian dalam penyaliban.

Doa Yesus yang meminta keselamatan juga sudah dinubuatkan dalam kitab Mazmur 22:20-21. Yesus telah berdoa penuh dengan hikmat dalam mengharapkan pertolongan Allah.

Pertanyaan :

Jika Yesus rela dibantai, mengapa ia memohon-mohon kepada Tuhannya agar diselamatkan?

• BUKTI KETIGA : Yesus Berjaga Semalaman Dari Serangan Musuh

Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

Yesus memperingatkan murid-muridnya untuk berjaga sebentar lagi, tapi lagi-lagi muridnya mengabaikan perintah tersebut dan tertidur.

Markus 14:40 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya.

Pertanyaan :

Untuk apa Yesus berjaga semalaman dan meminta muridnya berjaga juga dengan dia? Apa Yesus mau ronda di taman Getsmani?

• BUKTI KEEMPAT : Yesus Melakukan Pembelaan Saat Ia Dipengadilan

Matius 26:59-60
26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,

Pengadilan ini hanya sandiwara, bagaimanapun keputusan para musuh Yesus tersebut sudah terekonstruksi sejak awal, Yesus harus disalibkan. Tapi Yesus tidak dapat menahan diri untuk membela diri, Yesus adalah oknum tidak bersalah yang "keras kepala", meskipun dia tahu betul keputusan apa yang ada dalam hati para pengadilnya yang tidak adil tersebut untuk dirinya.

Yohanes 18:19-23
18:19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya.
18:20 Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
18:21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan."
18:22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?"
18:23 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"

Ada hal yang perlu ditinjau ulang dalam keyakinan Kristiani mengenai hal ini. Kristiani menisbahkan beberapa nubuat dalam Perjanjian Lama kepada Yesus untuk menunjukkan bahwa takdir Yesus memang adalah untuk disalibkan, salah satunya ayat Yesaya berikut.

Yesaya 53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

Tapi telah disaksikan sendiri bahwa Yesus tidak hanya diam dihadapan musuhnya, mulai dari sebelum ditangkap sampai dalam pengadilan. Yesus memberikan pembelaan terhadap dirinya, Yesus tidak terima saat ditampar oleh musuhnya dan meminta mereka untuk menunjukkan kesalahannya jika memang dia bersalah. jelas-jelas hal ini adalah pembelaan darinya karena Yesus memang tidaklah bersalah dalam kasus ini. Dan dari sini bisa kita lihat bahwa nubuat dalam kitab Yesaya diatas tidak berlaku buat Yesus, tidak sesuai dengan maksud nubuat tersebut. Lagi, Kristiani menisbahkan nubuat yang salah kepada Yesus yang disangka Yesus sebagai penggenapannya. Dan masih banyak berbagai klaim nubuat tidak cocok lainnya yang dapat anda teliti sendiri.

Pertanyaan :

Jika Yesus memang rela dibantai, mengapa dia melakukan pembelaan saat mau diadili?

BUKTI KELIMA : Yesus Berseru Kepada Tuhannya Dan Berharap Untuk Diselamatkan

Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Dari sikap Yesus diatas kita bisa menyimpulkan bahwa ia sama sekali tidak rela dibunuh dan berharap Tuhannya mau menolong ia. Hal ini juga telah dinubuatkan dalam ayat berikut :

Mazmur 22:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku.

Pertanyaan :

Lebih kurang sama dengan pertanyaan point 2

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.. :)

Jumat, 26 Juni 2015

KONTROVERSI YESAYA 53


Kali ini saya akan membahas klaim kristen mengenai nubuat pada kitab Yesaya 53 yang sering di klaim sebagai nibuat untuk Yesus. Mari kita kritisi ayatnya satu persatu agar lebih memudahkan kita untuk mentahui apakah ayat tersebut cocok untuk Yesus ataukah tidak.

[1] Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
[2] Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.

Baiklah, saya tidak membahas tentang perbedaan bunyi kutipan itu di sini, karena saya hanya ingin fokus pada “siapa” yang cocok 100% dengan nubuat Yesaya 53 itu, karena setiap nubuat yang benar, harus cocok dengan yang menggenapinya 100%, baru dapat diakui sebagai nubuatan yang benar.

Apakah Yesus sanggup menggenapinya? Mari kita lihat! Jika memang benar, bahwa Yesus yang dimaksudkan nubuat itu, maka Yesus :

• Merupakan tunas (שרש)(syeresy’) dari tanah yang kering (ציה)(tsiyah);
Tapi kenyataannya, Yesus dilahirkan oleh wanita yang subur (פורה)(purah) lagi perawan (בתולה)(bathulah) yaitu : Maria. Bagaimana mungkin Maria dapat dianggap sebagai “tanah kering”, sementara ia dapat mengandung tanpa dicampuri oleh seorang laki-laki. Maria benar-benar “tanah subur”, dan bukan “tanah kering”.

“tanah kering” ini lebih cocok kepada Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis.
Perhatikan keterangan Lukas berikut ini:

“Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul (עקר)(‘aqar) dan keduanya telah lanjut umurnya” (Lukas 1:7)

• Tidak tampan (לא תאר) (Lo To-ar) dan tidak bersemarak (לא הדר) (Lo Hadar) (kurang menarik untuk dipandang)

Saya tidak mendapat keterangan dari perjanjian baru, bahwa Yesus memiliki wajah jelek atau pun tampan, sehingga saya tidak bisa menentukan apakah Yesus berwajah jelek seperti yang dinubuatkan Yesaya itu atau justru berwajah rupawan.

Jika Yesus berwajah rupawan, maka beliau tidak masuk dalam kategori nubuatan ini.

[3] Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
[4] Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
[5] Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

• Penderitaan yang digambarkan dalam ayat tersebut, hampir rata-rata para nabi telah mengalaminya, seperti: dihina, dianiaya, dibawa ke pembantaian, diremukkan, dst. Para nabi sebelum Yesus juga mengalami penderitaan bahkan sebagian sampai mati terbunuh. Hal ini ditegaskan dalam ayat berikut.

1 Raja Raja 19:10 Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku."

Jadi dalam hal penderitaan, dihina dan diasingkan itu bukan hal yang baru untuk para utusan atau para nabi. Jadi bukan hanya Yesus saja yang mengalami penderitaan semacam itu.

• Yang spesifik adalah: “bilur-bilur yang menjadi penyembuh”. Umat Kristiani menganggap bahwa Yesus juga menyembuhkan penyakit, sehingga cocok dengan beliau kalimat itu.

Mari kita telusuri :
Dalam bahasa Ibrani bilur-bilur adalah habbuurah (חבורה) yang berasal dari kata habar (חבר) yang berarti “kekasih”.

Sehingga kalimat itu dapat diartikan menjadi : “dan oleh kasihnyalah kita menjadi sembuh”

Namun, lagi-lagi, bukan hanya Yesus saja yang memiliki kasih seperti beliau, melainkan para nabi lain pun juga penuh dengan kasih, khususnya di zaman perjanjian baru, Yohanes pembaptis juga dapat digolongkan dalam golongan ini.

[6] Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
[7] Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
[8] Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

Apakah Yesus membiarkan dirinya tertindas dan tidak membuka mulutnya saat ia hendak ditangkap dan disalibkan? TIDAK!

• Yesus menyuruh muridnya untuk membeli pedang demi menghadapi musuh :

Lukas 22:36 Jawab mereka: "Suatupun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.

• Yesus melarang muridnya tidur dan menyuruh mereka untuk berjaga-jaga denganny dari serangan musuh

Matius 26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

Matius 26:40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

• Yesus berdoa kepada Allah agar ia diselamatkan dari kematian

Markus 14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki."

Doa Yesus tersebut juga sejalan dengan nubuat berikut :

Mazmur 22:21 Selamatkanlah aku dari mulut singa, dan dari tanduk banteng. Engkau telah menjawab aku!

• Yesus tidak terima ketika ditampar oleh seorang penjaga dan ia membuka mulutnya untuk melakukan pembelaan.

Yohanes 18:23 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"

Dan pada saat-saat terakhirpun Yesus berseru memanggil Tuhannya yang telah meninggalkan dia :

Matius 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

[9] Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
[10] Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
[11] Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.

• Apakah tidak ada tipu daya dalam mulut Yesus? Didalam alkitab, Yesus terbukti beberapa kali berbohong. Salah satunya adalah kebohongannya saat ia berada dipengadilan.

Yohanes 18:20 Jawab Yesus kepadanya: "Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.

Yesus mengatakan kalau ia tidak pernah semnbunyi-sembunyi dalam menyampaikan ajarannya, tapi coba bandingkan dengan ayat berikut :

Matius 16:20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

Dalam ayat ini, Yesus tidak berani berkata jujur tentang siapa dirinya dan ia menyembunyikan statusnya sebagai utusan Tuhan.

• Apakah Yesus memiliki keturunan?

Didalam alkitab tidak ada satupun dalil yang bisa menguatkan bahwa Yesus mempunyai isteri dan memiliki keturunan.

Zera’a (זרע) dalam bahasa Ibrani berarti : Bibit atau Sperma. Sehingga keturunan yang dimaksud dalam ayat itu adalah : anak yang berasal dari benih/bibit/sperma seorang laki-laki.

Artinya, tokoh yang dinubuatkan itu, memiliki keturunan yang berasal dari “sperma”nya sendiri, dan bukan secara istilah.

Ada yang mengatakan bahwa arti dari “keturunan” itu adalah “keturunan rohani”, sehingga maksudnya adalah: orang-orang yang percaya kepadanya atau pengikut-pengikutnya.

Saya tidak dapat membayangkan betapa arti dari kata “Zera’a” itu disimpangkan menjadi “keturunan rohani”, apakah mungkin ada “sperma rohani”? Sepanjang hidup saya, baru mendengarkan hal aneh itu.

Hal yang sama juga disebutkan dalam beberapa ayat dalam perjanjian lama sebagai berikut:

[Kej 3:15] Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu (זרע) dan keturunannya (זרע); keturunannya (הוא)(Hua) akan meremukkan kepalamu, dan engkau (אתה)(attah) akan meremukkan tumitnya."

MAKSUDNYA:
(Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara “keturunanmu dari spermamu (זרע)” dan “keturunannya dari spermanya (זרע)”; dia akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya)

Kemudian dilanjutkan dengan ayat ini:

[Kej 21:13] Tetapi keturunan (בן)(ben) dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu (זרע)."

MAKSUDNYA :
Tetapi “ben/bani” dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun “keturunanmu dari spermamu”

Semua kata Zero’a di atas itu, tidak ada yang berarti : “keturunan rohani”
Dan untuk meyakinkan anda, maka carilah di translate online ibrani-indonesia, maka anda akan menemukan:
a. זרע = bibit
b. Sperma = זרע

Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita jika kita memasukkan Yesus dalam nubuat ini, karena umat Kristiani mengenal Yesus sebagai orang yang tidak memiliki anak kandung dan tidak memiliki istri.

Dan pada ayat diatas juga dikatakan bahwa umurnya akan lanjut, itu artinya ia tidaklah mati. Berbeda dengan keyakinan kristiani yang menganggap bahwa Yesus pernah mati.

• Apakah Yesus adalah Hamba Allah?

Kalau kristiani meyakini bahwa nubuat tersebut adalah untuk Yesus, maka mereka harus menyingkirkan dogma yang memposisikan Yesus sebagai Tuhan. Karena dalam nubuat tersebut, disana dikatakan bahwa ia hanyalah seorang "Hamba Allah" bukan tuhan.

[12] Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

• Apakah Yesus mendapatkan orang-orang besar sebagai rampasan? Memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan? Dalam alkitab tidak ada satupun ayat yang menyatakan Yesus diberikan harta rampasan atau jarahan setelah ia keluar dari dalam kubur.

Jadi kesimpulannya, jika kitab Yesaya 53 di klaim sebagai nubuat untuk Yesus. Maka akan banyak kontroversi dengan apa yang tertulis dalam kitab Kanonik mengenai kisah Yesus. Diantaranya :

1. Apakah Yesus tumbuh dihadapan Tuhan? Lalu Tuhan yang mana lagi?

2. Apakah Yesus tidak tampan dan orang-orang pun enggan memandang wajahnya?

3. Yesus terbukti tidak begitu saja membiarkan dirinya tertindas, ia mempersiapkan pedang dan berjaga-jaga semalaman demi menghadapi serangan musuh.

4. Yesus tidak memiliki isteri dan keturunan.

5. Yesus tidak pernah diberikan orang-orang besar sebagai rampasan setelah ia keluar dari kubur. Bahkan ia masih harus menyamar agar musuh-musuhnya tidak mengenalinya dan berusaha membunuhnya lagi.

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, dan semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.. :)

Jumat, 29 Mei 2015

PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM AL-QURAN


Dalam berbagai situs-situs kristen yang bertebaran di internet sering kali dimuat berbagai macam tuduhan terhadap Islam dan Al-Quran. Contohnya adalah gugatan terhadap hitungan waris dalam Al-Qur’an yang dimuat disitus-situs kristen sbb:

“Contoh KASUS 4: Kesalahan menghitung muhammad: jika yang meninggal TAK MEMILIKI anak, memiliki 1 suami, 2 saudara PEREMPUAN dan Seorang IBU. (Maka pembagian warisnya adalah) 1/2 (ayat 12) + 2/3 (ayat 176) + 1/6 (ayat 11)= 1 + 1/3. Loh kok kelebihan? he...he...he...

Bagi mereka yang matematikanya jongkok. Contoh kasus 4: Jika yang meninggal memiliki WARISAN Rp. 30.000.000 dan mempunyai AHLI WARIS, adalah: seorang suami, 2 saudara perempuan, dan seorang ibu.

Seorang SUAMI akan mendapatkan 1/2 x Rp. 30.000.000 = Rp. 15.000.000.

SEORANG saudara perempuan akan mendapatkan 2/3 x Rp. 30.000.000 = Rp. 20.000.000.

Seorang Ibu akan mendapatkan 1/6 x Rp. 30.000.000 = Rp. 5.000.000.

Total yang mesti dibayar = Rp. 40.000.000, padahal warisan hanya Rp. 30.000.000.”

Persoalannya adalah ayat tersebut diterapkan dengan matematika dangkal yang terbatas pada penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, seperti pelajaran yang diajarkan di bangku SD. Perhitungan seperti itu hanya berlaku jika hasil pembagian harta waris bisa pas.

Contoh :
16:2 = 8
12:3 = 4
20:4 = 5

Tapi bagaimana jika 10:4 = ?

Dibilang 2 masih lebih, dibilang 3 malah kurang. Jadi berbekal matematika awam ini, dengan cerobohnya penulis blog itu menuduh Allah dan Nabi Muhammad salah hitung.

Memang benar, ada tiga ayat Al-Qur`an yang berbicara tentang perhitungan waris, antara lain surat An-Nisa 11, 12 dan 176. Jadi, ketiga ayat yang dikutip dalam selebaran itu sudah benar. Lantas dimana persoalannya?

Pada contoh kasus yang dikemukakan tersebut, jika ada orang yang meninggal dengan meninggalkan beberapa ahli waris, antara lain: seorang suami, 2 orang saudara perempuan dan seorang ibu. Maka pembagiannya sbb:

Pertama : Seorang suami mendapat warisan 1/2 (nishfu), berdasarkan firman Allah: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak...” (Qs An Nisa’ 12).

Kedua : 2 orang saudara perempuan mendapat warisan 2/3 (ats-tsulutsani), berdasarkan firman Allah: “...tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal...” (Qs An-Nisa 176).

Ketiga : Seorang ibu mendapat warisan 1/6 (as-sudusu), berdasarkan firman Allah: “...jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam...” (Qs An-Nisa 11).

Bila semuanya dijumlahkan, maka hasilnya adalah 1/2 + 2/3 + 1/6 = 4/3 = 1 + 1/3. Atas dasar ini, penulis selebaran itu menuduh terjadinya kesalahan dalam perhitungan Allah SWT karena seharusnya jumlah pembagian harta warisan itu harus 1. Tetapi dalam kasus ini menunjukkan terjadi kelebihan harta yang harus dibagi yaitu kelebihan 1/3.

Praktiknya, jika harta warisan itu Rp 30.000.000, maka sang suami mendapatkan Rp 15.000.000, sedangkan 2 saudara perempuan mendapat Rp 20.000.000, kemudian sang ibu mendapat Rp 5.000.000. Jika seluruh bagian warisan sang suami, 2 saudara perempuan dan sang ibu itu dijumlahkan, maka hasilnya adalah Rp 40.000.000. Padahal harta yang diwariskan hanya Rp 30.000.000.

Inilah yang dimaksud selebaran itu sebagai kesalahan perhitungan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Dengan temuan ini, sang aktivis Kristen merasa hebat dan memanfaatkannya sebagai senjata untuk menanamkan keragu-raguan terhadap akidah umat Islam.

Tetapi, aktivis Kristen itu telah tertipu dengan temuannya, karena apa yang dikemukakan itu bukan hal yang baru. Para ulama dari jaman terdahulu sudah membahasnya secara tuntas dalam Ilmu Faraidh. Di Indonesia, buku yang sangat populer adalah “Al-Fara’idh, Ilmu Pembagian Waris” karya A Hassan, ulama tersohor dari Persatuan Islam. Buku ini sudah terbit berulang kali sejak tahun 1949.

Masalah kelebihan jumlah bagian ahli waris dibandingkan jumlah harta, dalam Ilmu Faraidh disebut Al-‘Aul. Sebaliknya, kelebihan harta dibandingkan jumlah bagian ahli waris disebut Ar-Radd. Untuk menjelaskan penerapan bab Al-‘Aul dalam faraidh, mari kita terapkan pada kasus yang dikemukakan dalam selebaran itu.

Sebelum melangkah kepada pembagian warisan, perlu dicatat baik-baik bahwa hak warisan sang suami adalah 1/2 atau 3/6, sedangkan hak dua saudara perempuan adalah 2/3 atau 4/6, dan hak ibu adalah 1/6. Dari angka ini, dapat ditentukan perbandingan hak waris antara suami (3/6) dengan dua saudara perempuan (4/6) dan ibu (1/6) adalah 3:4:1.

Dengan kata lain, hak suami adalah 3 bagian, hak dua orang saudara perempuan adalah 4 bagian, sedangkan hak ibu adalah 1 bagian. Total seluruh hak waris adalah 8 bagian. Jumlah 1 bagian warisan adalah Rp 3.750.000 (1/8 x 30.000.000 = 3.750.000).

Dari sini dapat ditentukan pembagian harta warisan (Rp 30.000.000) kepada masing-masing hak ahli waris, antara lain:

Pertama, sang suami mendapat 3 bagian (3 x 3.750.000) = Rp 11.250.000,-

Kedua, 2 saudara perempuan mendapat 4 bagian (4 x 3.750.000) = Rp 15.000.000,-

Ketiga, sang ibu 1 bagian (1 x 3.750.000) = Rp 3.750.000,-

Jelaslah, bahwa pembagian harta warisan menurut Al-Qur`an itu bisa dilakukan dengan adil, rata dan tidak ada satu pun yang salah.

Lalu bagaimana dengan alkitab? Berikut ini adalah daftar kesalahan pada matematis alkitab :

1. SALAH HITUNG JUMLAH KOTA

Yosua 19:
2. Sebagai milik warisan mereka menerima: Bersyeba (1), Syeba (2), Molada (3),
3. Hazar-Sual (4), Bala (5), Ezem (6),
4. Eltolad (7), Betul (8), Horma (9),
5. Ziklag (10), Bet-Hamarkabot (11), Hazar-Susa (12),
6. Bet-Lebaot (13) dan Saruhen (14): tiga belas kota dengan desa-desanya.

Coba hitung ada berapa kota dari ayat 2 sampai ayat 6? Ternyata ada empat belas (14) kota. Tapi mengapa pada akhir ayat 6 hanya ditulis tiga belas (13) kota saja?

Next…

Yosua 19:7 En-Rimon (1), Eter (2), dan Asan (3): empat kota dengan desa-desanya
Coba hitung jumlah kota pada ayat diatas. Pasti jumlahnya ada tiga (3) kota, tapi mengapa pada ayat yang sama malah ditulis empat (4) kota?

Kenapa kitab yg diklaim berasal dari firman Tuhan bisa salah dalam bidang matematis? Kenapa Tuhan yg sejatinya adalah Maha Tahu malah tidak bisa berhitung seperti ini? Padahal di pasal sebelumnya si penulis sudah tepat mengitung sampai 12 dan 14 kota, tapi mengapa di pasal selanjutnya malah error begini?

2. SALAH HITUNG UMUR ANAK

Dalam Bibel ada sebuah ayat yang menceritakan seorang Raja bernama Yoram meninggal kemudian tahta kekuasaanya diserahkan pada anaknya yang bernama Ahazia. Dalam 2 Tawarikh 21:5,19-20, dikatakan bahwa Yoram berusia 32 tahun pada waktu menjadi raja dan memerintah Yerusalem, lalu meninggal karena penyakit pada tahun kedelapan masa pemerintahannya, yang berarti ia meninggal pada usia 40 tahun. Sementara itu, dalam 2 Tawarikh 22:1-2, setelah Yoram meninggal, ia digantikan oleh Ahazia, anaknya yang berusia 42 tahun. Jadi, Ahazia lebih tua 2 tahun daripada ayahnya.

"Yoram berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem ... Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat dua tahun, keluarlah ususnya karena penyakitnya itu, lalu ia mati dengan penderitaan yang hebat. Rakyatnya tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya. Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja"(2 Tawarikh 21:5,19-20)

"Lalu penduduk Yerusalem mengangkat Ahazia, anaknya yang bungsu, menjadi raja menggantikan dia, karena semua anaknya yang lebih tua umurnya telah dibunuh oleh gerombolan yang datang ke tempat perkemahan bersama-sama orang-orang Arab. Dengan demikian Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja. Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri" (2 Tawarikh 22:1-2)

Kesimpulan dari 2 ayat diatas ialah :

• Usia Yoram (Ayah) saat menjabat sebagai raja = 32 tahun
• Lamanya Yoram (Ayah) menjabat sebagai raja = 8 tahun
• Kemudian Yoram (Ayah) meninggal pada usia = 40 tahun
• Setelah Ayahnya meninggal, Ahazia (Anak) langsung menjabat sebagai raja menggantikan kedudukan Ayahnya.
• Usia Ahazia (Anak) saat menjabat sebagai raja = 42 tahun

Lihat betapa aneh bin ajaibnya ayat diatas, Bagaimana mungkin anak bungsu bisa 2 tahun lebih tua dari ayahnya? Lalu bagaimana dengan anak-anak Yoram lainya yang lebih tua dari Ahazia. pasti usia mereka lebih jauh lagi dari Yoram. benar-benar konyol.

3. SALAH HITUNG TAHUN

1 raja-raja
16:6 Kemudian Baesa mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di Tirza. Maka Ela, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
16:7 Juga dengan perantaraan nabi Yehu bin Hanani firman TUHAN telah datang melawan Baesa dan melawan keluarganya, baik karena segala yang jahat yang telah dilakukannya di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati TUHAN dengan perbuatan tangannya, dan dengan demikian menjadi sama seperti keluarga Yerobeam, maupun oleh karena ia telah membunuh Yerobeam.
16:8 Dalam tahun kedua puluh enam zaman Asa, raja Yehuda, Ela, anak Baesa, menjadi raja atas Israel di Tirza. Ia memerintah dua tahun lamanya.

2 tawarikh 16:1. Pada tahun ketiga puluh enam pemerintahan Asa majulah Baesa, raja Israel, hendak berperang melawan Yehuda. Ia memperkuat Rama dengan maksud mencegah lalu lintas kepada Asa, raja Yehuda.

Dalam ayat raja-raja dinyatakan Baesa sudah meninggal dan anaknya Ela, raja Israel menggantikannya pada tahun ke-26 pemerintahan Asa, namun pada ayat tawarikh Baesa justru masih hidup dan pada tahun ke-36 pemerintahan Asa menyerang Yehuda. Bagaimana mungkin seseorang masih bisa menyerang sebuah kota, setelah 10 tahun kematiannya?

4. SALAH HITUNG JUMLAH PENDUDUK

Ezra
2:1 Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya.
2:2 Mereka datang bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Seraya, Reelaya, Mordekhai, Bilsan, Mispar, Bigwai, Rehum dan Baana. Inilah daftar orang-orang bangsa Israel:
2:3 bani Paros: dua ribu seratus tujuh puluh dua orang;
2:4 bani Sefaca: tiga ratus tujuh puluh dua orang;
2:5 bani Arah: tujuh ratus tujuh puluh lima orang;

Nehemia
7:6 Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya.
7:7 Mereka datang bersama-sama Zerubabel, Yesua, Nehemia, Azarya, Raamya, Nahamani, Mordekhai, Bilsan, Misperet, Bigwai, Nehum dan Baana. Inilah daftar orang-orang bangsa Israel:
7:8 bani Paros: dua ribu seratus tujuh puluh dua orang;
7:9 bani Sefaca: tiga ratus tujuh puluh dua orang;
7:10 bani Arakh: enam ratus lima puluh dua orang;

Dalam kitab Ezra disana dikatakan bahwa jumlah penduduk bani Arakh yang berangkat pulang dari pembuangan ialah 770 orang. Sedangkan pada kitab Nehemia jumlah penduduk bani Arakh yang berangkat pulang ialah 650 orang. Lalu yang mana yang benar? Tidak mungkin satu kisah yang sama terdapat perbedaan jumlah orang seperti ini kan?

Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, dan semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.. :)