Orang kristen tidak henti-hentinya memperlihatkan kebodohan mereka dengan mengais-ngais dalil didalam Alquran dan Hadits sebagai pembenaran atas tuduhan mereka. Yang mereka anut, salah satunya dengan memilintir berbagai ayat dalam Al-Qur'an begitu juga dengan Hadits Rasulullah untuk mencari klaim soal kebenaran agama mereka yang sesungguhnya tidak pernah ada. Seperti apa yang akan kita bahas saat ini, yaitu berbagai klaim ketuhanan Isa yang menurut Kristiani ada dalam Al-Qur'an dan Hadits.
Tentu klaim ketuhanan Isa ini merupakan pernyataan konyol dan mengada-ada, lebih irasional lagi referensinya diambil dari Al-Qur'an dan Hadits. Karena jelas selama mengacu kepada Al-Qur'an dan sumber Islam lainnya, tidak akan pernah ditemukan ketuhanan Nabi Isa dan pendukungan terhadap dogma Kristen. Justru Al-Qur'an datang salah satunya untuk meluruskan berbagai penyesatan ajaran sebelumnya terutama Kristen dan Yahudi, dimana salah satunya membantah fitnah Kristen yang mengatakan Nabi Isa adalah Tuhan dan fitnah Yahudi yang mengatakan Nabi Isa adalah nabi palsu dan anak hasil perzinahan.
Bantahan terhadap Nasrani/Kristen:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maa'idah' 5:72)
Bantahan terhadap Judaism/Yahudi:
وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
“Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),” (QS. An-Nisaa' 4:156)
Adanya klaim ketuhanan Isa ini menjadikan bermunculannya murtadin-murtadin palsu yang mengaku meninggalkan Islam dan masuk Kristen dengan alasan menemukan ketuhanan Nabi Isa dalam Al-Qur'an. Jelas ini pengakuan konyol sekaligus memalukan, apa yang mereka lakukan hanyalah mempertontonkan ketidaktahuan karena ayat yang mereka kutip pada dasarnya hanya memperkuat kedudukan Nabi Isa sebagai utusan Allah sehingga hanya akan menjadi bahan tertawaan umat Muslim saja.
Walaupun klaim-klaim kosong yang mereka berikan itu hanyalah sesuatu yang mempermalukan diri mereka sendiri sekaligus menunjukkan kebutaan mereka terhadap Islam dan Al-Qur'an, tidak jarang ada saja Muslim awam yang kurang mengetahui terpengaruh dengan perkataan mereka yang menipu. Untuk itu disini kami akan membahas secara singkat berbagai klaim tidak berdasar tersebut.
KLAIM DIDALAM AL-QUR'AN
1. Isa terkemuka dunia dan akhirat
"(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)," (QS. Ali-Imran 3:45)
Tanggapan:
Sebelumnya mari kita lihat kata Arab yang digunakan dalam ayat tersebut.
QS. Ali-Imran 3:45
إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
"Idz Qaalati malaaikatu yaamaryamu innallaaha yubasysyiruka bikalimatin minhu ismunul masiihu isa ibnu maryama wajihan fiddunnya wal akhirati wa minal muqarrabiin"
Dalam ayat diatas, "wajihan" yang diartikan sebagai terkemuka. Kata "wajihan" juga berarti terhormat namun "wajihan" bukan bermakna paling atau mengungguli. Penghormatan atas nabi lain pun menggunakan kata "wajihan" karena para nabi adalah orang-orang yang terkemuka, mereka adalah orang-orang yang diberikan karunia lebih oleh Allah Subhana Wa Ta'ala. Contohnya penyebutan Nabi Musa juga memakai kata "wajihan".
QS. Al-Ahzab' 33:69
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا
"Yaa ayyuhal ladziina amanuu laa takuunuu kalladziina aadzau muusaa fabarra-ahullaahu mimmaa qaaluu wa kaana 'indallaahi wajihan."
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat/terkemuka di sisi Allah."
Jelasnya yang dimaksud orang yang termuka dalam Al-Qur'an bukan hanya Nabi Isa namun juga nabi-nabi yang lain. Jadi ayat diatas tidak membuktikan bahwa derajat Nabi Isa lebih tinggi dari nabi lain, karena semua nabi tentunya terkemuka disisi Allah Subhana Wa Ta'ala. Mengenai "muqarrabin" atau orang yang didekatkan, kata tersebut jelas menunjukkan bahwa Nabi Isa adalah salah satu orang yang didekatkan artinya masih banyak "muqarrabin" lainnya yaitu para Nabi juga orang-orang pilihan disisi Allah.
Kristiani mengira bahwa sosok terkemuka dunia akhirat adalah Tuhan, padahal Allah adalah Dzat penguasa dunia dan akhirat sedang terkemuka sama sekali tidak mengindikasikan penguasaan. Terkemuka dan berkuasa jelas kata yang berbeda. Penguasa mengindikasikan terkemuka, tapi terkemuka belum tentu mengindikasikan penguasa. Analoginya Bill Gates terkemuka diberbagai negara karena menciptakan Microsoft, apakah itu berarti dia pemilik suatu negara? Begitu juga telah terjawab dengan Nabi Musa yang juga terkemuka disisi Allah, tentu kedudukan disisi Allah lebih besar dibanding dunia akhirat dan segala isinya. Sehingga klaim kosong Kristiani harus berakhir disini.
2. Isa menunjukkan jalan yang lurus
"Tunjukilah kami jalan yang lurus." (QS. Al-Faatihah' 1:6)
"Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus." (QS. Az-Zukhruf' 43:61)
Tanggapan:
Tidak jelas maksud Kristiani mengutip ayat Al-Faatihah kemudian menyandingkannya dengan ayat Az-Zukhruf, sekaligus menunjukkan minimnya pengetahuan mereka akan makna jalan yang lurus. Sebenarnya makna jalan yang lurus telah jelas dalam ayat selanjutnya dari surat Al-Faatihah yang mereka kutip.
"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al-Faatihah' 1:6-7)
Orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah adalah nabi-nabi utusan Allah, para shiddiiqiin (Muslim yang sangat teguh kepercayaannya pada kebenaran Rasul), orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an.
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (QS. An-Nisaa' 4:69)
Jalan mereka semua adalah jalan Islam dimana Islam adalah ajaran sempurna dan diridhai Allah.
"...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (QS. Al-Maa'idah' 5:3)
"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)." (QS. Al-Jin' 72:16)
Sehingga jelas bahwa jalan lurus yang dimaksud tersebut adalah Islam. Ayat selanjutnya, yang dimaksud dengan "mereka yang dimurkai" dan "mereka yang sesat" secara umum ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam. Secara khusus "mereka yang dimurkai" ditujukan kepada umat Yahudi, mereka kaum yang mendapat laknat Allah karena mengetahui kebenaran tetapi mengingkari dan menyembunyikannya serta mempertahankan kekafirannya. Sedang "mereka yang sesat" ditujukan kepada umat Nasrani atau Kristen, karena mereka kaum yang kuat beribadah tapi menjalankan ajaran yang salah dan menyesatkan akibat kebutaan mereka akan kebenaran.
Shirathal mustaqiim merupakan jalan para Rasul Allah, karena semua Nabi berada pada jalan yang lurus. Esensi shirathal mustaqiim sendiri adalah beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukannya.
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu", dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus." (QS. Yaasiin' 36:61)
Nabi Isa menegaskan jalan yang lurus adalah bertauhid dan menyembah hanya kepada Allah.
"Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (QS. Ali-Imran' 3:51)
Umat Muslim sama sekali tidak menampik bahwa Nabi Isa menunjukkan jalan yang lurus dimana beliau telah menyerukan jalan yang lurus tersebut kepada bani Israel yaitu menyembah Allah sebagai Tuhan semua manusia. Nabi Ibrahim juga berada di jalan yang lurus (QS. An-Nahl' 16:120-121). Dakwah utamanya adalah mengajak kedua orangtua dan umatnya agar mengikutinya dan mengajak mereka pada jalan yang lurus (QS. Maryam' 19:42-43). Nabi Musa dan Harun juga berada di jalan yang lurus (QS Ash-Shaffat 37:114-118). Nabi Ishaq, Ya'qub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, Harun, Zakariya, Yahya, Ilyas, Ismail, Ilyasa', Yunus, Luth, semuanya diberi hidayah oleh Allah Subhana Wa Ta'ala, berada di jalan yang lurus (QS. Al-An'am' 6:84-87).
Nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi juga berada di jalan yang lurus.
"aa siin. Demi Al Quran yang penuh hikmah, Sesungguhnya kamu salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) diatas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai." (QS. Yaasiin' 36:6)
"Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus." (QS. Al-Hajj' 22:67)
Nabi Muhammad berdakwah menyerukan jalan yang lurus, beliau diwahyukan Al-Qur'an sebagai cahaya yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Mu'minuun' 23:73)
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (QS. Asy-Syuura' 42:52)
Begitu juga dengan umat yang mengikutinya dan berpegang teguh pada ajaran Islam.
"Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya." (QS. An-Nisaa' 4:175)
Jadi kesimpulannya, sirathal mustaqiim atau jalan yang lurus adalah ajaran semua Nabi dan orang yang mengikuti mereka juga berada pada jalan yang lurus. Dengan begitu, mengakui Nabi Isa mengajarkan jalan yang lurus bukan berarti menuhankan Nabi Isa, melainkan bertauhid dan menyembah hanya kepada Allah sebagai esensi jalan lurus tersebut sebagaimana ajaran Nabi Isa dan nabi lainnya. Allah adalah tujuan, bukan jalan, dan cara untuk sampai kepada-Nya yaitu mengikuti jalan lurus yang diajarkan setiap nabi. Dimana pokok ajaran dan inti ketentuan para nabi tersebut telah disempurnakan dalam Islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi untuk semua bangsa. Islam lah jalan yang lurus itu.
3 Isa memberitahukan pengetahuan tentang hari kiamat
Soal klaim lainnya, sering kali Kristiani juga mempermasalahkan kalimat bahwa Nabi Isa memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Maksud dari hal tersebut adalah Nabi Isa menceritakan perihal kiamat kepada umatnya, yang lain memaknai bahwa Nabi Isa merupakan pertanda kiamat terjadi dengan diutusnya beliau diakhir zaman. Sedangkan kapan waktu kiamat tersebut terjadi hanya Allah saja yang tahu.
"Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al-A'raaf' 7:187)
Tanggapan:
Semua Nabi memberikan pengetahuan tentang hari kiamat kepada umatnya, begitu juga dengan Nabi Muhammad dimana dalam banyak Hadits beliau menceritakan tanda-tanda dan perihal yang akan terjadi sewaktu kiamat tiba. (Lebih lengkapnya silahkan baca disini : http://id.m.wikipedia.org/wiki/Eskatologi_Islam). Tapi, pengetahuan tentang kapan hari kiamat terjadi hanya Allah yang tahu.
"Segungguhnya hari kiamat itu akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan." (QS. Thaahaa' 20:15)
Lebih jauh, dalam Bible sendiri Yesus mengaku tidak mengetahui kapan hari kiamat tiba.
Markus 13:32 Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja."
Dalam Bible Yesus pun hanya menceritakan peristiwa apa saja yang terjadi sewaktu kiamat, tapi tentang kapan kiamat tersebut tiba Yesus mengaku dia tidak mengetahuinya, melainkan Bapa saja. Bagaimana mungkin Kristen mau mempertahankan asumsi bahwa dalam Al-Qur'an Nabi Isa mengetahui hari kiamat sedang dalam Bible-nya sendiri Yesus mengakui secara jujur dia tidak memiliki pengetahuan tentang kapan waktunya kiamat terjadi?
4. Isa adalah roh Allah dan kalimat-Nya
"... Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya ..." (QS. An-Nisaa' 4:171)
Tanggapan:
Mari kita lihat keseluruhan isi ayat tersebut yang dipotong-potong oleh Kristiani.
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara." (QS. An-Nisaa' 4:171)
Sebenarnya kandungan ayat tersebut telah membantah banyak dogma umum dalam iman Kristen. Mulai dari menuhankan Nabi Isa, mengatakan Allah mempunyai anak, dan Tritunggal semuanya dibantah dalam ayat diatas. Al-Masih Isa putera Maryam itu adalah utusan Allah, bukan anak Allah, bukan reinkarnasi Allah. Perihal Nabi Isa adalah roh Allah, Kristiani berpikir bahwa apa yang dimaksud roh Allah dalam Al-Qur'an adalah Allah itu sendiri, keyakinan ini merupakan dogma Kristiani bahwa Allah berwujud roh. Padahal jelas dalam Al-Qur'an, wujud Allah bukanlah roh. Dzat Allah tidak serupa dengan apapun makhluk-Nya begitu juga dengan roh karena roh merupakan makhluk atau ciptaan. Dalam Al-Qur'an, semua manusia memiliki roh Allah dalam arti roh ciptaan Allah.
"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." (QS. Shaad' 38:71-72)
Dari ayat diatas dapat dimengerti bahwa apa yang dimaksud roh Allah dalam Al-Qur'an bukanlah Allah itu sendiri, melainkan ciptaan-Nya sehingga Dia dapat memberikan roh-Nya kepada siapa saja makhluk ciptaan-Nya.
Soal penciptaan Nabi Isa yang dari kalimat Allah, maksudnya Allah menciptakan Nabi Isa dengan kalimat "kun" (jadilah) tanpa perantara seorang ayah, sama seperti Nabi Adam yang diciptakan dengan kalimat "kun" tanpa perantara kedua orang tua. Al-Qur'an telah menjelaskannya.
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia." (QS. Ali-Imran' 3:59)
Jadi, keistimewaan penciptaan Nabi Isa sama halnya dengan kejadian Nabi Adam.
5. Isa lahir, wafat, dan bangkit kembali
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (QS. Maryam' 19:33)
Tanggapan:
Ayat ini sering digunakan Kristiani untuk mendukung dogma mereka soal penyaliban, padahal ayat ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyaliban. Perlu diketahui bahwa semua manusia mengalami fase seperti ini, yaitu manusia dilahirkan, meninggal, dan akan dibangkitkan kembali saat hari penghakiman, begitu juga dengan Nabi Isa maupun nabi lainnya.
"Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali." (QS. Maryam' 13:12-15)
Ayat diatas berbicara mengenai Nabi Yahya. Dikatakan dalam ayat tersebut "Kesejahteraan atas dirinya (Nabi Yahya) pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.", yang sebenarnya merupakan shalawat keselamatan dari Allah buat beliau. Jika mengikuti asumsi Kristiani, apakah Nabi Yahya juga lahir, meninggal diatas kayu salib, kemudian bangkit pada hari ketiga sebagaimana mereka memandang ayat yang membicarakan Nabi Isa?
"Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan." (QS. Al-A'raaf' 7:25)
Jelas sekali kesesatan Kristiani yang tidak mengetahui Al-Qur'an dilandasi pemaksaan terhadap dogma yang mereka anut sehingga menafsirkan ayat secara sembrono dan asal-asalan diluar pengetahuan. Bantahan terhadap penyaliban bahwa Nabi Isa selamat dari kematian salib telah dijelaskan dalam Al-Qur'an melalui QS. An-Nisaa' 4:157.
6. Isa anak laki-laki suci
"Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci." (QS. Maryam' 19:19)
Tanggapan:
Pada dasarnya semua Nabi itu suci. Sedang dalam konteks ayat ini, maksudnya Maryam akan mengandung seorang bayi suci yang bebas dari perzinahan. Ayat ini memiliki keterkaitan dengan penolakan terhadap tuduhan kaum Yahudi bahwa Maryam berzina sehingga lahir Nabi Isa.
Selain itu diterangkan dalam Hadits bahwa setiap bayi yang baru lahir sejatinya dalam keadaan suci.
"Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala)." (HR. Bukhari)
Semua bayi yang baru lahir itu suci, tidak ada yang terkena dosa waris.
7. Isa membawa mukjizat dan harus ditaati
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (QS. Ali-Imran' 3:50)
Tanggapan:
Dalam ayat diatas telah diterangkan bahwa Nabi Isa membawa tanda atau mukjizat dari Tuhan, yaitu Allah. Jadi semua mukjizatnya terjadi atas izin Allah semata. Setiap Nabi dan Rasul harus ditaati sebagai penunjuk jalan, tapi kita diharuskan bertakwa hanya kepada Allah sebagai pemilik jalan itu. Semua Nabi dalam Al-Qur'an mengajarkan demikian.
"ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka: mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku." (QS. Asy-Syu'araa' 26:161-163)
"Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku," (QS. Nuh' 71:2)
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' 4:59)
Soal apa yang harus ditaati, sudah dijelaskan pada ayat selanjutnya.
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (QS. Ali-Imran' 3:50-51)
Sudah cukup untuk membantah klaim pembenaran Kristiani. Bertakwalah hanya kepada Allah, dan taatilah ajaran Rasul-Nya, yaitu menyembah dan beribadah hanya kepada Allah, Tuhan semesta alam.
8. Isa diperkuat ruhul qudus
"(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus..." (QS. Al-Maa'idah' 5:110)
"... Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus..." (QS. Al-Baqarah' 2:253)
Tanggapan:
Ayat diatas mengatakan bahwa Allah lah yang menguatkan Nabi Isa dengan Ruhul Qudus, sehingga kekuatan dan mukjizat bukan milik Nabi Isa sendiri, melainkan atas izin Allah. Tanpa izin Allah, tentu Nabi Isa tidak akan diperkuat Ruhul Qudus dan tidak dapat bermukjizat apa-apa.
Sedang maksud dari diperkuat Ruhul Qudus, maksudnya kelahiran Nabi Isa adalah kejadian diluar penalaran manusia yaitu tanpa ayah, melainkan melalui tiupan Ruhul Qudus kepada diri Maryam. Hal ini termasuk mukjizat Nabi Isa. Ruhul Qudus adalah Malaikat Jibril seperti disebutkan dalam Al-Qur'an.
"Katakanlah: "Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. An-Nahl' 16:102)
Nabi Isa diperkuat Malaikat Jibril yang merupakan utusan Allah atas izin Allah pula, sehingga keistimewaan ini sama sekali tidak menunjukkan Nabi Isa memiliki sifat ketuhanan.
9. Isa mengatakan perkataan yang benar
"Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya." (QS. Maryam' 19:34)
Tanggapan:
Sungguh, tidak ada seorang Muslim pun yang menampik bahwa Nabi Isa mengatakan perkataan yang benar. Muslim mengakui bahwa Nabi Isa adalah utusan atau rasul Allah bagi bani Israel, messias bagi bani Israel, tanda kekuasaan bagi bani Israel. Nabi Isa mengajarkan menyembah hanya kepada Allah seperti yang diterangkan dalam Al-Qur'an.
"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (QS. Ali-Imran' 3:50-51)
Dalam kebenaran sabdanya, Nabi Isa juga menubuatkan Nabi akhir zaman setelah dirinya.
"Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS. Ash-Shaff' 61:6)
Jadi tidak ada umat Muslim yang membantah Nabi Isa mengatakan perkataan yang benar sebagaimana nabi yang lain sudah pasti mengatakan perkataan yang benar.
10. Roh Allah menjelma menjadi manusia
"maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (QS. Maryam' 19:17)
Tanggapan:
Cara-cara dusta dengan bentuk pemelintiran ayat adalah hal biasa bagi Kristen, salah satunya pada ayat ini. Berikut kutipan lengkap dari konteks ayat tersebut.
QS. Maryam' 19:16-19
16. Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
17. maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
18. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa."
19. Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci."
Sudah jelas lampiran ayat diatas menunjukkan yang dimaksud roh Kami atau roh Allah yang diutus menjadi manusia sama sekali bukan tertuju pada Nabi Isa, melainkan kepada Malaikat yaitu Malaikat Jibril a.s. Nabi Isa sendiri belum lahir bahkan belum ada dirahim Maryam saat konteks peristiwa ayat tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Kristiani terlalu bernafsu menuding bahwa roh Allah berarti Allah itu sendiri, sehingga menurut mereka setiap ayat yang mengatakan roh Allah atau roh Kami, mestilah merujuk kepada Nabi Isa sebagai pendukungan terhadap dogma sesat Kristen. Padahal jelas konteks dari ayat diatas telah membantah asumsi Kristen dengan menunjukkan bahwa roh Allah juga dapat berupa Malaikat yang diutus.
Sekali lagi, wujud Allah bukanlah roh. Dzat Allah tidak serupa dengan apapun makhluknya termasuk roh karena roh merupakan ciptaan. Setiap makhluk mempunyai roh Allah dalam arti roh ciptaan Allah. Jadi, saat Allah berfirman bahwa Dia mengutus roh-Nya, berarti Dia mengutus utusan-Nya seperti Malaikat Jibril a.s dalam ayat diatas, bukan mengutus diri-Nya sendiri. Bible sendiri tidak memiliki keterangan spesifik mengenai asumsi Kristen ini.
Kristiani sering mencari pembenaran diri perihal doktrin dan dogma mereka dalam Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an jelas bukan kitab yang cocok untuk mereka melakukan klaim kesesatan. Pasalnya Al-Qur'an secara terang-terangan menyatakan kekeliruan ajaran mereka sendiri. Apalagi yang mereka lakukan hanyalah memilintir sebagian ayat lantas mengabaikan ayat lainnya tanpa menggunakan ilmu penafsiran yang pasti. Apakah mereka merasa sebagai ahli tafsir Al-Qur'an? Jika demikian mengapa mereka tidak pernah menyinggung ayat semacam ini.
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maa'idah' 5:72)
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS. Ali-Imran' 3:19)
"Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar." (QS. Al-Baqarah' 2:111)
Mengapa Kristiani tidak pernah menyinggung firman Allah yang berkata demikian? Bukankah menurut Kristiani yang mencari pembenaran diri tersebut merasa Al-Qur'an mendukung dogma mereka? Dengan hanya bermodal kemampuan memotong ayat dan mengabaikan ayat lainnya lantas menafsirkan tanpa pemahaman yang obyektif, bukankah itu merupakan bentuk penyesatan terhadap diri mereka sendiri?
Jika umat Muslim memberikan argumen soal ketidaktuhanan Yesus dengan menggunakan referensi dari Bible, hal itu beralasan karena dalam Bible memang nihil ayat yang mendukung doktrin ketuhanan Yesus serta dogma Kekristenan selain dari surat Paulus yang menyesatkan. Apalagi dalam Al-Qur'an jelas membicarakan soal kekafiran umat yang menuhankan Nabi Isa sehingga merupakan tanggung jawab umat Muslim dalam dakwah untuk menyampaikan kebenaran.
Tapi lain halnya jika Kristiani mencari pembenaran lewat Al-Qur'an yang jelas-jelas membantah setiap dogma mereka, terlebih yang mereka lakukan hanyalah pemaksaan asumsi terhadap ayat Al-Qur'an dengan argumen tidak ilmiah dan tidak memiliki dasar fondasi kebenaran. Apakah mereka tidak berpikir bahwa apa yang mereka lakukan tersebut adalah hal yang memalukan? Dan sampai kapan mereka akan mempertahankan hal yang memalukan itu? Semoga mereka segera mendapat hidayah Allah. Aamiin..
KLAIM DIDALAM HADITS
Selain Al-Qur'an, Kristiani juga sering mencari klaim pembenaran dalam Hadits yang merupakan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Padahal mereka sama sekali tidak mengerti perihal ilmu Hadits, kedudukan Hadits, bagaimana Hadits dapat dikatakan sahih (terbukti), dhoif (lemah), dan maudhu (palsu). Perkataan Rasulullah tidak terlepas dari Al-Qur'an, dimana pribadi beliau digambarkan para sahabat sebagai Al-Qur'an berjalan. Sehingga jika ada yang mengatakan Hadits mendukung dogma Kristen, sudah pasti asumsi sesat yang memalukan.
1. Isa roh Allah dan kalimat-Nya
"Isa itu Rohullah, Rasululullah, dan Kalimatullah." (Anas bin Malik hal 72)
Tanggapan:
Ini sudah dijawab diatas sehingga tidak perlu lagi penjelasan lebih lanjut. Kesimpulannya:
1. Roh Allah bukan Allah atau wujud Allah itu sendiri.
2. Allah dapat memberikan roh-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
3. Semua makhluk memiliki roh Allah dalam arti roh ciptaan-Nya.
4. Kalimatullah berarti penciptaan dengan kalimat "kun" sebagaimana Nabi Adam.
5. Nabi Isa hanya utusan seperti utusan lainnya, tidak lebih.
2. Nafas Muhammad ditangan Isa
Mutiara Hadits 2002 jilid III no.152
Muhammad Berkata: Nafsihi bi yadihi Isabnu Maryama
artinya: Nafasku ada di tangan Isa Putera Maryam
Tanggapan:
Tanpa perlu penjelasan lebar lagi sudah dapat dideteksi Hadits diatas adalah Hadits maudhu (palsu). Hadits diatas tidak jelas siapa perawinya dan tidak ada sanadnya, juga tidak terdapat dalam kitab Bukhari dan Muslim. Dan tidak ada dalam sumber Islam perawi Hadits bernama "Mutiara". Berikut 7 daftar ulama periwayat Hadits yang umum diketahui: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah. Lebih konyol lagi, Hadits ini pun dicantumkan tahunnya, yaitu tahun 2002. Mana ada Hadits diciptakan 1400 tahun setelah kematian Nabi Muhammad?
Agaknya Kristiani terlalu bodoh menisbahkan kalimat ini sebagai perkataan Nabi Muhammad. Jika mereka pintar, seharusnya mereka tidak menamakan Hadits ini dengan judul "Mutiara Hadits" yang tidak dikenal siapapun, melainkan dengan nama perawi yang lebih umum. Contohnya "Hadits Bukhari 2002 jilid III no.152", walaupun dusta mereka akan langsung terbongkar karena jelas Hadits dari Imam Bukhari tidak ditulis tahun 2002 dan tidak ada dalam kitab Hadits tersebut tercantum kalimat ini sebagai Hadits dhoi'f maupun maudhu, itu lebih baik bagi Kristiani dari pada melakukan hal yang memalukan. Bukankah cara-cara dusta sudah biasa dilakukan kalangan Kristiani? Kecuali kalau mereka mengatakan bahwa cara memalukan pun sudah biasa dilakukan, terserah saja.
Perkataan Nabi Muhammad tidak pernah terlepas dari Al-Qur'an, sehingga jika ada Hadits yang bertentangan dengan Al-Qur'an, sudah dipastikan palsu. Al-Qur'an adalah rujukan pertama dalam mengenali Hadits. Hanya dalam Kekuasaan Allah lah kehidupan dan nyawa setiap makhluk.
3. Muhammad meminta dipertemukan Teman Yang Maha Tinggi
"Ya Allah! Ampunilah saya! Kasihanilah saya dan hubungkanlah saya dengan Teman Yang Maha Tinggi" (Hadits Shahih Bukhari 1574)
Tanggapan:
Hadits diatas adalah pelintiran, berikut Hadits yang lebih menjelaskan.
Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad Telah menceritakan kepada kami Abdullah, Yunus berkata; Az Zuhri berkata; Telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Al Musayyab -di antara orang-orang yang berilmu-, bahwa Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata; "Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada dalam keadaan sehat wal afiat, beliau pernah bersabda: ‘Sesungguhnya seorang nabi tidaklah diwafatkan hingga diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga lalu ia dipersilahkan untuk memilih.’ Aisyah berkata; Ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau berada di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Tak lama kemudian ia sadar kembali. Setelah itu, beliau menatap pandangannya ke atas sambil mengucapkan: Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Allah Yang Maha Tinggi! ‘ Aisyah berkata; Dengan demikian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memilih untuk hidup Iebih lama lagi bersama kami. Aisyah pernah berkata; Saya teringat ucapan yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika beliau masih sehat; Itulah kata-kata terakhir yang pernah beliau ucapkan, yaitu: ‘Ya Allah, pertemukanlah aku dengan kekasihku, Yang Maha Tinggi.’" (HR. Bukhari)
Rasulullah meminta dipertemukan dengan kekasihnya, ada yang mengatakan para sahabatnya ataupun Muslim yang senantiasa mengamalkan sunnahnya. Sedang frasa "Yang Maha Tinggi" merujuk kepada Allah. Ini hanya kesalahan persepsi dalam membaca karena adanya faktor penyelewengan teks yang sengaja dilakukan oleh kalangan Kristiani sehingga seakan Rasulullah meminta bertemu dengan sosok yang dikatakan "Teman Yang Maha Tinggi". Sifat Maha hanya dimiliki oleh Allah, sedang Allah tidak boleh disamakan dengan makhluk-Nya. Tidak boleh manusia menyebut Allah sebagai teman dimana definisi teman adalah orang yang kita kenal sehingga terjalin hubungan.
Allah bisa saja menganggap kita manusia sebagai teman-Nya atau frasa yang lain dimana Allah menyebut nabi-Nabi yang diutus-Nya sebagai kekasih-Nya yang menunjukkan kedekatan-Nya terhadap manusia yang beriman. Tapi tentu kita selaku manusia tidak boleh mengklaim diri sebagai teman Allah, kekasih Allah dan lainnya, kita hanya diperuntukkan merendahkan diri dihadapan Allah sebagai seorang hamba Allah atau makhluk ciptaan-Nya.
Penafsiran lain mengatakan bahwa kata Arab dalam Hadits tersebut adalah "rafaka" yang bisa berarti "teman", namun bisa pula berarti "bermanfaat" atau "penolong". Sehingga jika diletakkan dalam pengertian Hadits diatas, berarti makna Hadits tersebut adalah Rasulullah meminta dihubungkan dengan Sang Pemberi Manfaat atau Pertolongan, yaitu Allah sendiri.
Yang jelas Kristiani tidak mempunyai dasar dengan mengatakatan bahwa teman yang dimaksud tersebut adalah Nabi Isa sedang dalam Hadits lain dikatakan semua Nabi itu bersaudara. Singkatnya, tidak ada dasarnya Nabi Muhammad harus menyinggung Nabi Isa menjelang wafatnya. Justru dalam banyak Hadits dikatakan Nabi Muhammad menyebut umatnya berulang kali sebelum wafat yang menunjukkan kecintaan beliau terhadap umat Muslimun.
4. Isa turun menjadi hakim yang adil
"Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil." (Hadits Muslim No. 127)
Tanggapan:
Hakim yang dimaksud dalam Hadits ini tidak sama dengan penghakiman Allah terhadap manusia di padang mahsyar kelak. Maksud dari menjadi hakim yang adil berarti menjadi penengah yang adil, menciptakan iklim keadilan antara umat manusia. Menetapkan hukum dengan adil merupakan perintah Allah kepada semua manusia.
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisaa' 4:58)
Seperti halnya hakim dalam pengadilan, jika dia menetapkan hukum dengan adil, berarti dia hakim yang adil. Manusia yang menetapkan hukum dengan adil adalah hakim yang adil, sedangkan Allah adalah Hakim Yang Seadil-adilnya.
"Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?" (QS. At-Tiin' 95:8)
Hanya Allah yang menghakimi dan menetapkan keputusan atas kehidupan manusia diakhirat kelak.
Tidak sampai memelintir ayat Al-Qur'an, Kristiani juga hobby memelintir Hadits demi mendukung dogma keselamatan palsu yang mereka anut, contohnya pada Hadits ini. Hadits diatas sebenarnya masih memiliki lanjutan.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda: "Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi bersedia menerima pemberian." (HR. Shahih Muslim)
Jadi berdasarkan Hadits diatas, bahwa dipenghujung kiamat nanti nabi Isa tugasnya adalah untuk menghancurkan salib, dalam pengertian menghancurkan dogma kekristenan serta menyangkal penyembahan Kristiani terhadapnya. Bible sendiri mencatat peristiwa ini sebagai nubuat Yesus (Matius 7:21-23). Intinya jika Nabi Isa turun ke bumi, dia akan menjadi musuh dogma Kekristenan sehingga ini bukan hal yang patut dibanggakan oleh Kristiani. Dalam Hadits lain lebih dijelaskan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam Bersabda:
اْلأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ وَأَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ِلأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلاً مَرْبُوعًا إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ عَلَيْهِ ثَوْبَانِ مُمَصَّرَانِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيَدْعُو النَّاسَ إِلَى اْلإِسْلاَمِ فَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ اْلإِسْلَامَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ وَتَقَعُ اْلأَمَنَةُ عَلَى اْلأَرْضِ حَتَّى تَرْتَعَ اْلأُسُودُ مَعَ اْلإِبِلِ وَالنِّمَارُ مَعَ الْبَقَرِ وَالذِّئَابُ مَعَ الْغَنَمِ وَيَلْعَبَ الصِّبْيَانُ بِالْحَيَّاتِ لاَ تَضُرُّهُمْ فَيَمْكُثُ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ. (رواه أحمد وصححه ابن شاكر)
"Para Nabi adalah seperti saudara sebapak, ibu mereka berbeda tapi agama mereka satu. Sesungguhnya akulah yang paling berhak dengan Isa Ibnu Maryam karena tidak ada antaraku dan dia seorang nabi pun. Sungguh dia akan turun, maka jika kalian melihatnya kenalilah dia! Dia adalah seorang yang berkulit antara merah dan putih dalam keadaan berpakaian dua kain yang bercelup ja’faran, rambut-nya seperti meneteskan air padahal tidak basah. Ia akan memecahkan salib-salib, membunuh babi-babi, menggugurkan jizyah, dan mengajak manusia kepada agama Islam. Allah binasakan pada zaman-nya seluruh agama-agama selain Islam. Allah binasakan juga Dajjal. Maka terjadilah keamanan di muka bumi hingga singa bersama dengan unta, macan dengan sapi, dan serigala dengan domba, serta anak-anak kecil bermain dengan ular dengan tidak memberikan bahaya sedikit pun kepada mereka. Demikianlah berlangsung selama empat puluh tahun, kemudian beliau meninggal dan dishalatkan oleh kaum Muslimin." (HR. Imam Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)
Jadi pada akhir zaman nanti, Nabi Isa akan turun sebagai seorang Muslim dengan misi menegakkan ajaran Islam, bahkan akan wafat dan dishalatkan oleh kaum Muslimin. Wallahu'alam Bish shawab..
Dan mari kita baca jawaban nabi Isa saat beliau ditanyai oleh Allah mengenai apakah beliau pernah meminta kepada umatnya untuk menuhankan dirinya dan juga ibunya.
Allah berfirman :
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: `Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:` Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? `. Isa menjawab:` Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib `." (QS. 5:116)
Maha Benar Allah Dengan Segala FirmanNya
So, dengan membaca pengakuan nabi Isa diatas, maka tiada alasan lagi untuk menuduhnya sebagai tuhan, terkecuali hanyalah kedustaan semata.
======
Demikian beberapa jawaban singkat yang kami paparkan atas berbagai klaim kosong yang penuh tipuan dari kalangan Kristiani dalam memperkuat dogma palsu mereka yang akan tetap rapuh. Berbagai cara ditempuh Kristiani dalam rangka menjadikan manusia khususnya umat Islam mau mengimani kepercayaan mereka yang tidak berdiri dalam kebenaran Tuhan, walaupun dengan cara licik dan memalukan.
Liciknya Kristiani begitu bernafsu memilintir dan memutar balikkan makna ayat Al-Qur'an dan Hadits sehingga menurut mereka dapat sejalan dengan pemikiran Gereja. Memalukannya kembali dalam sikap kelicikan tadi, ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits yang jelas tidak mendukung dogma yang mereka anut dipelintir sedemikian rupa dengan argumen tidak mendukung, dan tetap saja hasilnya nihil, dogma mereka tetap tidak terbukti kebenarannya. Dan yg lebih merisnya lagi jika apa yg mereka tuduhkan kepada nabi Isa tersebut diajarkan oleh pendeta mereka kepada jemaat-jemaatnya di gereja. Mangkanya tidak mengherankan kalau dalam lingkungan diskusi lintas agama, para jemaat gereja bahkan pendetanyapun pada sok tau dengan asal caplok begitu saja dalil-dalil didalam Al-Qur'an dan Hadits tanpa mendalami maknanya. Dengan maksud untuk mendukung dogma sesat mereka yg meyakini bahwa nabi Isa adalah tuhan. Justru pembenaran diri yang Kristiani lakukan menunjukkan keputusasaan mereka terhadap sumber Kekristenan mereka sendiri yang juga tidak mendukung soal ketuhanan Yesus. Dan apa kata Al-Qur'an tentang mereka?
Allah berfirman :
"Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta." (QS. 18:5)
Maha Benar Allah Dengan Segala FirmanNya
Dan jawaban kami atas tuduhan mereka terhadap Yesus sebagai tuhan bisa kalian baca disini :
http://adijullio.blogspot.com/2014/10/menjawab-tuduhan-bahwa-yesus-adalah_5.html
Meskipun demikian, kita seharusnya kasihan terhadap kaum Kristiani atas cahaya kebenaran yang belum masuk ke dalam hati dan pikiran mereka, karena klaim mereka itu sama sekali tidak merugikan siapapun kecuali diri mereka sendiri, hanya menambah kesesatan mereka sehingga makin jauh dari kebenaran sejati. Semoga kita yang telah diberikan nikmat Keislaman dapat terus merasakan kenikmatan tersebut sampai ajal menjemput, dan semoga Kristiani yang masih mempertahankan jalannya yang salah segera bertaubat dan memperoleh hidayah Allah. Dan semoga artikel ini cukup bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar